Batu Bara – Masalah banjir yang menerjang hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Batu Bara menjadi atensi Pemprovsu.
Guna menghitung kerugian akibat banjir tim perbaikan ekonomi daerah dari Pemprovsu selama 4 hari (Kamis-Minggu) mengunjungi wilayah yang terdampak banjir.
Hal itu disampaikan Bupati Batu Bara Ir Zahir MAP melalui Kabag Humas Setdakab Batu Bara Alwadip Zamzami, S. STP kepada wartawan di One Caffe Lima Puluh, Selasa (29/10).
Dampak banjir yang menerjang Kabupaten Batu Bara terakhir ini mengakibatkan ribuan rumah warga tergenang air.
Selain itu bangunan milik pemerintah juga terkena rendaman air hujan.
RS Indra Pura milik Pemprovsu di Kecamatan Air Putih, 6 sekolah dasar negeri salahsatunya di Desa Guntung Kecamatan Lima Puluh Pesisir juga terendam air.
Bahkan akibat banjir, mesjid Al Jeniah Desa Petatal Kecamatan Datuk Tanah Datar terancam ambruk. Pasalnya bagian belakang mesjid mengalami longsor. Pagar mesjid roboh, pelataran belakang retak-retak dan bagian pondasi belakang mesjid terlihat sudah berada di tepi longsoran.
Melihat kondisi Kabupaten Batu Bara yang dilanda banjir parah, dikatakan Alwadip, Bupati bahkan selama seminggu terakhir keluar masuk desa.
Tujuan Bupati adalah untuk mempelajari langkah-langkah strategis guna mengatasi banjir.
Selanjutnya untuk menanggulangi dampak banjir, Bupati telah membentuk 4 tim yakni tim pendataan, tim kesehatan masyarakat, tim kesejahteraan masyarakat dan tim teknis.
Setelah melaporkan ke Pemprovsu mengenai kondisi Kabupaten Batu Bara yang diserang banjir akibat hujan deras dan banjir kiriman dari Simalungun dan Asahan, Bupati terbang ke Jakarta, Minggu (27/10) malam.
“Saya kesal melihat lambannya OPD mengambil kebijakan, jangan cuma dilihat saja, lakukan yang harus dilakukan, jangan menunggu dana, ini sudah darurat banjir,” ketus Zahir
Disebutkan Alwadip, kunjungan Bupati ke Jakarta adalah untuk mendapatkan bantuan mengatasi abrasi air laut dan saluran drainase yang tumpat serta pendangkalan sungai di Kabupaten Batu Bara.
“Jadi Bupati ke Jakarta bukan untuk jalan-jalan atau plesiran seperti diberitakan media”, terang Alwadip.
Masih menurut Kabag Humas meskipun Bupati hadir setiap hari ditengah-tengah warga yang terkena banjir serta terus memberikan bantuan sembako, itu tidak akan menyelesaikan masalah banjir.
“Karena keterbatasan kemampuan Pemkab Batu Bara, Bupati memutuskan meminta ke Jakarta”, tambah Alwadip.
Kabag Humas Alwadip Zamzami minta agar media tidak memplesetkan keberadaan pejabat Pemkab Batu Bara agar tidak menimbulkan polemik dan ‘kegaduhan’ ditengah-tengah masyarakat Batu Bara.
Dikatakan Alwadip seharusnya wartawan mengkonfirmasi kepada Sekda atau Kabag Humas mengenai keberangkatan Bupati ke Jakarta.
Terpisah, Ketua Generasi Muda Pekat Indonesia Bersatu (GM Pekat-IB) Kab.Batu Bara, Toha Muttaqien,SE menyayangkan lambannya penanganan banjir oleh Pemkab yang sudah berlangsung beberapa hari di kab. Batu Bara.
“Bupati harus memiliki penyelesaian konkrit mengatasi banjir, selain korbannya warga, rumah, fasilitas publik, banjir yang melanda juga bisa melumpuhkan ekonomi. Jika dibiarkan bisa fatal. Evaluasi OPD yang tak bijak”, ujar Toha sembari juga meminta Humas pemkab Batu Bara kedepan lebih kooperatif dan welcome ketika masyarakat atau wartawan meminta konfirmasi atas informasi.
( AS2/Plk )