ASAHAN – Kemerdekaan bangsa Indonesia dimulai pada tanggal 17 Agustus 1945. Rakyat Indonesia sudah mengisi kemerdekaannya sampai saat ini, namun tetap masih selalu terdengar opini – opini yg berkembang bahwa rakyat Indonesia haus akan pemimpin yang dapat mewujudkan cita – cita bangsa Indonesia, salah satunya yakni sila ke-5 Pancasila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Untuk mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seruh rakyat Indonesia, tentu haruslah dibarengi dengan sila ke-4 Pancasila yakni “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Untuk mewujudkan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan maka juga harus dibarengi dengan sila ke-3 Pancasila “Persatuan Indonesia”.
Persatuan suatu bangsa Indonesia terwujud ketika sila ke-2 pancasila “Kemanusiaan yang adil dan beradab” juga terwujud. Kemerdekaan Dan semua cita – cita bangsa Indonesia diawali dari sila pertama Pancasila yakni “Ketuhanan yang maha Esa”. Semua kembali kepada sang Pencipta. Pertanyaanya, Apakah saya, anda, kita merindukan sosok pemimpin yang diharapkan mampu mewujudkan lima sila pancasila ? Apakah kepemimpinan saat ini belum dapat mewujudkan harapan rakyat ? Apakah kita sudah merdeka ? Inilah pertanyaan yang bersarang dihati setiap rakyat yang menyadarinya.
Seluruh Organisasi Mahasiswa menyadari bahwa ini juga merupakan tanggung jawab mereka, demikian dengan Organisasi Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang lahir pada tanggal 5 Februari 1947 dan memiliki tujuan bersama untuk Indonesia yakni “ Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Alla SWT”. Lima kualitas insan cita yang lahir dari tujuan HMI ini merupakan amanah bagi setiap kader HMI untuk mewujudkan tujuan HMI.
Dalam setiap lembaga termasuk dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara selalu dibutuhkan kehadiran seorang pemimpin. Peran (role) seorang pemimpin sangat sentral dan strategis karena ia dibutuhkan sebagai motivator, mediator, dan komunikator dalam pembangunan.
Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya harus mendapatkan legitimasi dari masyarakatnya. Sikap pemimpin yang sesuai dengan model kepemimpinan dan sifat-sifat ideal dianggap mulia akan menjadikan seorang pemimpin sebagai idola bagi masyarakat yang dipimpinannya. Ada beragam tipe atau model kepemimpinan dan sifat-sifat ideal pemimpin. Model kepemimpinan dan sifat-sifat pemimpin itu dipandang lebih selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia yang plural dan mayoritas menganut Islam.
Pembicaraan tentang kepemimpinan dan pemimpin yang ideal menjadi penting ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa pemilihan pemimpin hampir di semua level pada saat ini telah tercoreng oleh praktik politik uang dan janji-janji yang muluk tetapi tidak ditepati. Kondisi itu pada gilirannya mendorong terjadinya degradasi dan pergeseran nilai budaya dalam masyarakat, terutama menyangkut kepemimpinan. Para pemimpin sudah seharusnya berusaha menjalin hubungan yang membuatnya dekat dengan rakyat. Tanpa rakyat, mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Inilah bentuk kerinduan rakyat terhadap para pemimpinnya.
Pemimpin yang cerdas, pemimpin yang berkarakter, pemimpin yang berintegritas, dan tentunya pemimpin yang peduli terhadap nasib bangsa Indonesia adalah sosok pemimpin yang di rindukan rakyat Indonesia.
Pemimpin lahir dari rakyat, rakyat yang cerdas, rakyat yang berkarakter, rakyat yang berintegritas, dan tentunya rakyat yang peduli terhadap nasib bangsa Indonesia akan melahirkan pemimpin yang mampu menyelesaikan persoalan Indonesia dan membawa Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
__________________________________________________
07 Ramadan 1439 H
Fatmawati, Pengurus BPL HMI Cab.Asahan Periode 2017-2018.