MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN INTERDISIPLINER DI KURIKULUM MERDEKA
Oleh:
Dwi Retno Sari, Isnanik Juni Fitriyah, Dimas Fahrudin
Mahasiswa S3 Pendidikan IPA, Universitas Sebelas Maret
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Fitria Rahmawati, S.Si., M.Si.
Nanoteknologi telah menjadi bagian dari perkembangan teknologi canggih yang diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk farmasi dan kesehatan. Salah satu penerapan yang semakin menonjol adalah dalam pengembangan obat-obatan berbasis bahan alam. Dengan kemampuan untuk memanipulasi material pada skala nanometer, teknologi ini menawarkan cara baru untuk meningkatkan efektivitas senyawa herbal yang sering digunakan dalam terapi tradisional (Purba, J.S., 2019).
Teknologi ini tidak hanya memberikan potensi dalam meningkatkan bioavailabilitas atau penyerapan obat, tetapi juga meningkatkan stabilitas dan mengurangi efek samping. Dalam konteks Indonesia, yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan bahan herbal melimpah, integrasi nanoteknologi dalam bidang kesehatan menjadi relevan (Ulwani et al., 2023).
Oleh karena itu, memperkenalkan konsep nanoteknologi kepada siswa di jenjang SMA melalui Kurikulum Merdeka adalah langkah yang strategis dan visioner (Sari, A.P., 2023).
Peluang Penerapan Nanoteknologi dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk belajar melalui pendekatan interdisipliner yang melibatkan beberapa bidang ilmu, seperti biologi, kimia, dan teknologi informasi. Pendekatan ini sangat cocok untuk memahami konsep nanoteknologi, yang membutuhkan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu (Sari, A.P., 2023).
Salah satu penerapan nanoteknologi yang bisa diintegrasikan ke dalam pembelajaran adalah bagaimana teknologi ini dapat memodifikasi sifat-sifat fisik dan kimia dari senyawa herbal untuk meningkatkan efektivitasnya sebagai obat.
Contoh aplikasi yang dapat dipelajari siswa adalah teknologi nanoemulsi, yang memungkinkan senyawa herbal dapat menembus lebih dalam ke dalam sel dan memberikan efek terapeutik yang lebih baik (Putra et al, 2023).
Penelitian menjelaskan bagaimana nanoemulsi digunakan untuk meningkatkan penetrasi dan bioavailabilitas senyawa herbal, seperti curcumin dari kunyit. Kunyit, yang merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang sangat umum di Indonesia, memiliki potensi besar jika dipadukan dengan nanoteknologi.
Dengan penerapan teknologi nano, senyawa aktif dari kunyit yang biasanya memiliki keterbatasan dalam kelarutan dapat dioptimalkan. Ini membuka peluang bagi pengembangan obat-obatan berbasis bahan alam yang lebih efektif dan stabil (Oktarlina et al., 2024).
Selain itu, penelitian menekankan bahwa penggunaan nanopartikel, nanokapsul, dan nanoemulsi pada senyawa herbal dapat membantu meningkatkan stabilitas obat di dalam tubuh, mengurangi degradasi senyawa aktif, dan memberikan manfaat terapeutik yang lebih baik. Hal ini sangat penting mengingat senyawa herbal cenderung mudah terurai dalam tubuh, yang sering kali mengurangi efektivitasnya. Dengan teknologi nano, masalah ini dapat diatasi, memungkinkan pengembangan obat yang lebih kuat dan efektif dalam jangka waktu yang lebih lama (Purba, J.S., 2019).
Kurikulum Merdeka dan Projek P5: Mewujudkan Pembelajaran yang Kreatif dan Inovatif
Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan ruang lebih bagi siswa untuk belajar secara kreatif dan inovatif melalui berbagai pendekatan pembelajaran, salah satunya adalah Project-Based Learning atau pembelajaran berbasis proyek. Salah satu program unggulan dalam Kurikulum Merdeka adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Program ini berfungsi sebagai sarana untuk melatih siswa dalam berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, serta mampu menerapkan ilmu yang mereka pelajari untuk memecahkan masalah nyata di masyarakat (Saraswati et al., 2022).
Dalam konteks integrasi nanoteknologi, P5 dapat digunakan untuk memperkenalkan siswa pada proyek-proyek berbasis penelitian yang relevan dengan isu kesehatan dan pengembangan obat herbal. Salah satu contoh konkret adalah pembuatan nanoemulsi dari ekstrak herbal lokal seperti kunyit, jahe, atau temulawak (Sari, A.P., 2023). Proyek ini memungkinkan siswa memahami prinsip dasar nanoteknologi serta aplikasinya dalam pengembangan obat herbal. Melalui proyek ini, siswa tidak hanya belajar tentang aspek teoritis, tetapi juga praktik langsung, yang melibatkan pembuatan, pengujian, dan analisis hasil yang mereka dapatkan.
Salah satu keunggulan dari pembelajaran berbasis proyek adalah penguatan keterampilan abad ke-21 yang sangat dibutuhkan di era modern. Dengan mengintegrasikan nanoteknologi dalam proyek P5, siswa akan diajak untuk lebih mandiri dalam belajar, mengambil inisiatif dalam memecahkan masalah, dan bekerja secara kolaboratif dengan teman sekelas. Selain itu, mereka juga dilatih untuk membuat laporan ilmiah, melakukan presentasi hasil proyek, serta mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik. Keterampilan-keterampilan ini sangat penting dalam membentuk generasi muda yang tangguh, inovatif, dan mampu bersaing secara global (Putri et al., 2024).
Eksperimen Sederhana dengan Teknologi Nano: Menumbuhkan Minat Ilmiah Siswa
Di tingkat SMA, siswa dapat melakukan eksperimen sederhana yang terkait dengan nanoteknologi. Misalnya, mereka dapat mempelajari bagaimana proses pembuatan nanoemulsi dilakukan dan bagaimana perubahan ukuran partikel pada skala nano dapat mempengaruhi kinerja senyawa aktif (Putra et al, 2023). Dengan menggunakan bahan alam lokal seperti kunyit, jahe, atau daun sirih, siswa dapat melihat langsung bagaimana teknologi nano mampu meningkatkan efektivitas senyawa aktif tersebut dalam memberikan manfaat kesehatan.
Selain eksperimen, siswa juga dapat diajak untuk menganalisis berbagai studi kasus mengenai penerapan nanoteknologi dalam pengembangan obat modern. Melalui analisis ini, mereka akan belajar bagaimana ilmu pengetahuan berkembang dan bagaimana teknologi dapat memberikan solusi bagi berbagai tantangan yang ada di dunia kesehatan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu contoh aplikasi yang menarik adalah penggunaan nanoteknologi dalam pengembangan obat antioksidan dari ekstrak teh hijau (Ambarita et al., 2023).
Penelitian menunjukkan bahwa dengan teknologi nano, senyawa polifenol yang terdapat dalam teh hijau dapat lebih mudah diserap tubuh dan memberikan efek perlindungan yang lebih baik terhadap radikal bebas. Studi ini dapat dijadikan sebagai contoh untuk mendiskusikan potensi nanoteknologi dalam mendukung kesehatan masyarakat.
Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Melalui Kurikulum Merdeka
Penerapan nanoteknologi dalam Kurikulum Merdeka memiliki potensi besar untuk mencetak generasi muda Indonesia yang siap menghadapi tantangan global. Dengan memahami dasar-dasar teknologi nano dan aplikasinya dalam pengembangan obat berbasis bahan alam, siswa diharapkan dapat menjadi pionir dalam pengembangan produk obat herbal yang inovatif dan berbasis sains modern. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memajukan riset dan pengembangan di sektor kesehatan, serta memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara berkelanjutan (Sari, A.P., 2023).
Kurikulum Merdeka tidak hanya memfasilitasi pembelajaran teoritis, tetapi juga memberikan siswa kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai potensi sains terapan melalui proyek dan eksperimen. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya mendapatkan pemahaman mendalam tentang sains, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat mereka gunakan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Selain itu, pendekatan interdisipliner yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka juga membantu siswa mengembangkan cara berpikir yang holistik, di mana mereka diajak untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, dan menemukan solusi yang kreatif (Putri et al., 2024).
Kesimpulan: Masa Depan Pendidikan dan Inovasi Kesehatan di Indonesia
Integrasi nanoteknologi dalam pengembangan obat berbasis bahan alam di Kurikulum Merdeka tidak hanya relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sejalan dengan kebutuhan pendidikan di abad ke-21. Dengan memberikan siswa kesempatan untuk belajar melalui pendekatan interdisipliner dan berbasis proyek, Kurikulum Merdeka menyiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi tantangan global.
Nanoteknologi, sebagai salah satu teknologi terdepan, dapat menjadi pintu masuk bagi siswa untuk lebih mendalami ilmu sains dan teknologi, sekaligus memanfaatkan kekayaan sumber daya alam Indonesia secara inovatif.
Dengan demikian, Kurikulum Merdeka tidak hanya menghasilkan lulusan yang kompeten secara akademik, tetapi juga mampu berpikir kritis, inovatif, dan siap berkontribusi dalam memajukan bangsa. Proyek-proyek berbasis nanoteknologi di tingkat SMA, seperti pembuatan nanoemulsi dari bahan herbal lokal, dapat memberikan pengalaman belajar yang nyata dan bermakna bagi siswa.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui P5 memastikan bahwa siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan ilmiah, tetapi juga keterampilan hidup yang akan sangat berguna dalam kehidupan mereka di masa mendatang.
Referensi:
Ambarita, M. M., Simanjuntak, H., & Yanti, F. (2023). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) pada Materi Struktur Atom dan Nanoteknologi Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa di Kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(6), 9833-9846.
Oktarlina, R. Z., Adjeng, A. N. T., & Andrifianie, F. (2024). Pemanfaatan Kunyit Sebagai Minuman Tradisional Berkhasiat di Desa Karang Anyar Lampung Selatan. E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 603-618.
Purba, J. S. (2019). Penyakit Autoimun dan Terapi Herbal: Peran Nanoteknologi terhadap Efektivitas Obat Herbal. Cermin Dunia Kedokteran, 46(3), 208-212.
Putra, S. E. M., Khoirunnisa, V., Gani, F. Q., Mege, C. R., Nulhakim, L., Sianturi, P. F., … & Brilianto, M. (2023). Workshop Nanoteknologi dan Nanosains Pada Siswa dan Guru SMA Bandar Lampung Melalui Eksperimen dan Simulasi Sederhana. TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 3(2), 18-24.
Putri, S. A. D., & Yusmaita, E. (2024). Pengembangan Instrumen Tes Berbasis Literasi Kimia pada Materi Struktur Atom dan Nanoteknologi Kurikulum Merdeka Fase E SMA. Entalpi Pendidikan Kimia, 5(2), 25-31.
Saraswati, D. A., Sandrian, D. N., Nazulfah, I., Abida, N. T., Azmina, N., Indriyani, R., … & Lestari, I. D. (2022). Analisis Kegiatan P5 di SMA Negeri 4 Kota Tangerang sebagai Penerapan Pembelajaran Terdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Mipa, 12(2), 185-191.
Sari, A. P., & Suryelita, S. (2023). Uji Validitas E-Modul Struktur Atom-Keunggulan Nanoteknologi Sesuai Kurikulum Merdeka untuk Peserta Didik SMA/MA Fase E. Jurnal Pendidikan MIPA, 13(1), 235-142.
Ulwani, M. A., Syamsiah, N., Pramasari, S., & Rifqisyah, M. (2023). LITERATUR REVIEW ARTIKEL: PEMANFAATAN PERKEMBANGAN NANOTEKNOLOGI DALAM SISTEM PENGHANTARAN OBAT. Jurnal Kesehatan Masyarakat Inovatif, 6(4).