Ketika Keluarga Aktivis Relawan Covid-19 Terpapar, Siapakah yang Peduli?

oleh

Asahansatu || Prihatin melihat nasib keluarga Wan Azimah, aktivis perempuan dan Relawan Covid – 19, warga Desa Mangkai Baru, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, yang terpapar positif covid – 19, lakukan Isolasi Mandiri (Isoman) kondisi fisiknya yang lemah dan terpaksa harus diinfus. Sementara pihak gugus tugas Batu Bara hanya memberi vitamin saja, sedangkan korban juga butuh makanan dan tambahan asupan gizi yang maksimal.

Ibu kandung Wan Azimah Nurgaya (57) dan kakak kandungnya dinyatakan positif terpapar covid – 19 hasil tes PCR pada tanggal 8/08/2021 di Rumah Sakit Setia Husada, Perdagangan.

Menurut Wan Azimah, Ibunya menderita sakit tanggal 31 Juli, karena tak kunjung sembuh pada tanggal 8 Agustus tes PCR dan hasilnya positif, sebutnya kepada media, Rabu (11/08/2021).

“Terhitung sudah 12 hari ibu saya sakit, dan karena kondisinya lemah terpaksa panggil bidan untuk diinfus dirumah,” terang Wan Azimah yang juga seorang aktivis perempuan pencegahan penularan covid – 19.

Karena ibu dan kakak saya positif sementara kami satu rumah, saya juga ikut swab di rumah sakit yang sama dan hasilnya negatif, terang Wan Azimah.

“Tanggal 8/8 lakukan tes PCR dengan Satgas Covid – 19 Batu Bara, dan katanya hasilnya bisa diketahui 7 hari kedepan,” sebut Azimah.

Sementara kondisi fisik saya juga menurun, kepala pusing badan hangat, ujar Wan Azimah sosok Ketua Rumah Informasi dan Edukasi (RIE) Batu Bara.

Sejauh ini satgas gugus tugas covid – 19 Batu Bara hanya datang mendata dan cuma memberikan vitamin saja, aku Azimah.

Wan Azimah juga mengharapkan agar satgas gugus tugas Batu Bara agar lebih intens lagi memperhatikan para lansia yang terpapar covid – 19, karena selain vitamin para korban juga butuh asupan gizi yang seimbang agar immun tubuh kembali pulih, harap Wan Azimah.

Terpisah, pengurus teras Satgas Gugus Tugas Covid – 19 Batu Bara, drg Wahid Khusairy melalui whaatshap mengatakan, bahwa korban atas nama Nurgaya positif terpapar covid – 19, hasil dari pemeriksaan dari RS Setia Husada.

Namun korban meminta untuk dilakukan isoman dan ada surat pernyataan dari korban secara tertulis.

“Korban tidak bersedia dirujuk ke RS rujukan covid, dan ada pernyataannya secara tertulis,” jelas Wahid.

Ketika ditanya apakah yang terpapar covid – 19 lakukan isoman tidak ada anggaran untuk bantuan asupan gizi dan makanan, namun tidak dijawab oleh Wahid Khusyairi yang juga sebagai Kadis Kesehatan Batu Bara.

Kadis hanya menjawab,”korban yang terpapar covid – 19 harus dirujuk ke RS. Tidak boleh Petugas Kesehatan melayani kasus sedang di rumah, Isoman di rumah hanya yang bergejala ringan,” ujar Wahid.

Wahid juga menjelaskan bahwa petugasnya telah datang kerumah korban untuk dirujuk ke RS, sambil menampilkan chat yang diterimanya dari petugas dilapangan.

Wan Azimah juga sudah hampir 15 hari tidak keluar rumah dikarenakan sakit, sempat update status di akun facebooknya, Selasa (10/8) dan mengapload foto tangannya lagi di infus dan berbagi dengan anak yatim.

Aku rindu ..
Sangat rindu untuk bercengkrama dengan mereka ..
Rindu memberikan senyuman kebahagiaan kepada mereka ..
Rindu tertawa dan berbagi cerita kepada mereka ..

Sudah 2 Minggu tidak bertemu dengan mereka karna kondisi ini ..
Semoga saja ini yg terakhir tidak ada lagi sakit dikemudian hari ..
Kuatlah untuk senyum mereka ..

Curahan hati sosok perempuan yang peduli dengan kaum dhuafa, dan anak yatim, juga Relawan Covid – 19 Batu Bara.(Plk)