ASAHAN – Organisasi Kepemudaan (OKP) yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Asahan Indonesia (KOMASI) Kabupaten Asahan menggelar kegiatan Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion) dengan tema “Adaptasi Dini Revolusi Industri 4.0 Dimasa Pandemi COVID-19 dan Peran Pemuda/mahasiswa menuju New Normal”
Kegiatan itu dilaksanakan di Aula Lims Cafe, jalan Imam Bonjol Kisaran, Kabupaten Asahan. Sabtu (4/7) sekira pukul 20.00 Wib.
Tampak hadir dalam kegiatan itu, Ketua Komasi Asahan, Muhammad Syafrizal Ritonga, Rektor STMIK Royal Kisaran, Dr. H. Muhammad Saleh Malawat, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Asahan, Rosmansyah, STP, Ketua Pimpinan Wilayah GM Pekat-IB Sumatera Utara, Khairul Anhar Harahap,SH Ketua Umum HMI Cabang Kisaran-Asahan, Andri Hermawan, SP sebagai narasumber dan tamu undangan yang hadir.
Dalam sambutannya Ketua Komasi Kabupaten Asahan, Muhammad Syafrizal Ritonga mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan memiliki tujuan untuk mengajak kaum millenial dalam hal ini pemuda juga mahasiswa agar memiliki rasa optimistis dalam menghadapi tantangan di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang saat ini terjadi, serta harus memiki tujuan dan langkah dalam menyambut status “New Normal” usai pandemi Covid-19.
“Pemuda dan mahasiswa harus menempatkan posisi sebagai kaum intelektual yang ikut serta dalam membangun negara Indonesia pasca dilanda pandemi Covid-19, khususnya di Kabupaten Asahan. Maka dari itu pemuda dan mahasiswa memiliki peranan penting sehingga harus mendapat bantuan dan perhatian khusus dari pemerintah terutama dalam dunia digital saat ini,”terang tokoh pemuda asal Kecamatan Pulau Rakyat itu.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Asahan, Rosmansyah, STP yang hadir sebagai narasumber kegiatan itu memberikan pencerahan ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara peranan pemuda dan mahasiswa agar cepat beradaptasi dengan revolusi industri 4.0.
“Pembangunan sumberdaya manusia yang unggul sangat mutlak diperlukan, dan menjadi prioritas utama dalam setiap pelaksanaan pembangunan, sehingga nantinya bencana non alam pandemi Covid-19 akan dengan sendirinya menjadikan kita cepat beradaptasi dengan Revolusi 4.0,”jelas Rosmansyah
Kemudian, Rosmansyah mengatakan Revolusi Industri 4.0 merupakan suatu konsep yang memiliki kolaborasi teknologi cyber dan teknologi otmatisasi, sehingga penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi itu sendiri dan dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya.
“Hal tersebut tentunya menambah nilai efisiensi pada suatu lingkungan kerja di mana manajemen waktu dianggap sebagai sesuatu yang vital dan sangat dibutuhkan oleh para pemain industri. Selain itu, manajemen waktu yang baik secara eksponensial akan berdampak pada kualitas tenaga kerja dan biaya produksi. Maka dari itu kita harus siap dalam fenomena Revolusi Industri 4.0 sehingga harus segera beradaptasi meski dalam situasi pandemi sekalipun,”ungkap Rosmansyah
Lebih lanjut, Rosmansyah juga menjelaskan dalam mendongkrak hal itu, tentu ada beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian khusus seperti sarana prasarana kesehatan, pendidikan, sumber daya manusia, pertanian, dan teknologi informasi demi menjamin perekonomian berlangsung dengan baik kedepannya.
“Kita harus punya modal untuk tujuan itu, seperti kesehatan dan pendidikan, memiliki ketersedian sarana prasarana, melakukan penguatan kompetensi dan skill, mempunyai teknologi informasi dan riset, karena itu penting untuk dilakukan saat ini dalam menghadapi COVID-19, serta menjaga ekonomi daerah pada situasi saat pandemi ini juga dibutuhkan perhatian khusus dala untuk memperioritaskan logistik bahan pangan , jaminan ketersediaan input pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan sarana prasarana pertanian. Dalam arti luas juga sangat diperlukan untuk menjamin operasional sektor pertanian, kedepan kalangan millenial akan dihadapkan dengan inovasi-inovasi baru bahkan juga tantangan setelah adanya Covid-19, dan saat ini, RevolusiIndustri 4.0 sudah terwujud,”ucap Rosmansyah.
Selanjutnya pada kesempatan itu Ketua GM Pekat-IB Sumut Khairul Anhar Harahap,SH menuturkan bahwa ‘Timbang Rasa’ sangat dibutuhkan bagi kita sebagai manusia makhluk sosial yang sedang terkena dan terdampak musibah pandemi Covid-19
“Jadilah pemuda yang penuh dengan timbang rasa, lihat lah diri sendiri saat ini, pasien Covid-19 terus berguguran, ekonomi menurun drastis, kembali lah kerumah dan lihat kondisi orangtua maupun keluarga kita. Jika terdampak segera ambil sikap, bekerja atau memanfaatkan handphone dan medsos untuk mendapatkan penghasilan di era digital ini, agar kita sama-sama mampu bertahan hidup dimasa transisi ini, pastikan keluarga kita juga berprilaku hidup sehat”,ujarnya.
Khairul juga mengelompokkan dimasa-masa pandemi ini pemuda menjadi dua bagian, Diri sendiri dan keluarga dan diri sendiri dengan organisasi, kampus serta bangsa dan negara.
“Jika kita sudah mampu melalui vase pertama, atau tidak terdampak secara ekonomi. Maka jadilah pemuda yang tegas dan melek situasi. Kritisi kebijakan pemerintah daerah yang tidak pro rakyat. Jika terjadi penyelewengan maupun kesewenang-wenangan terhadap rakyat yang menjadi korban, maka hanya ada 1 kata, LAWAN!! bersama-sama kita mampu dan kuat menjalani situasi ini”,tegas Khairul.
Pantauan media, kegiatan Focus Group Discussion itu berlangsung sukses dan berjalan dengan melaksanakan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan berjaga jarak.(AS4)