Malaria Serang Warga Asahan, GM PPMA dan GARISU Desak Bupati Copot Kadis Kesehatan

oleh

Asahansatu || Sejumlah warga Asahan, Sumatera Utara melakukan aksi protes terkait penanganan penyakit DBD dan Malaria ke Dinas Kesehatan Pemkab Asahan. Warga menuding penanganan Dinkes Asahan terhadap dua wabah tersebut tidak becus.

Aksi protes ini digelar oleh Dewan Pimpinan Daerah Generasi Muda Perkumpulan Persaudaraan Masyarakat Asahan ( DPD GM PPMA) dan Generasi Aktivis Reformasi Sumatera Utara (DPD GARISU) di halaman kantor Dinas Kesehatan Pemkab Asahan, Selasa (24/01/2023).

Melalui statemennya, kordinator aksi Gerakan Koalisi Kemanusiaan, Ilham Sitepu menyatakan pada tahun 2022 ada 1.792 kasus Malaria dan 260 kasus DBD, memasuki 2023 penyakit tersebut terus bertambah.

Menurut para pendemo, masalah ini menunjukkan ketidakbecusan Kadis Kesehatan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. “Kami mendesak Bupati mencopot Kadis Kesehatan atau dr. Nanang Fitra Aulia, SP.PK mundur dari jabatan. Karena jika begini kinerja Dinas Kesehatan, korban akan terus berjatuhan, kami juga menyoroti adanya temuan BPK RI pada anggaran perjalanan dinas ganda/tumpang tindih mencapai Rp.286.380.200 TA.2021 di Dinas Kesehatan,”ujarnya.

Dalam aksi protes tersebut mereka juga meminta Bupati Asahan tanggap, karena sudah ribuan warga terjangkit malaria dan DBD. “Mirisnya tidak ada upaya Dinas Kesehatan untuk melakukan fogging atau tindakan lainnya,”ujar Ilham Sitepu dalam orasinya.

Karena Dinkes dianggap tidak becus, dalam aksi tersebut mereka minta Kapolres dan Dandim 0208/AS mengerahkan bantuan penyelamatan untuk melakukan foging ke parit dan rumah penduduk.

Menyikapi aksi itu, Kadis Kesehatan Pemkab Asahan, dr. Nanang Fitra Aulia membantah tudingan yang dilontarkan sejumlah warga itu. “Tidak benar ada 1.792 kasus malaria dan 260 kasus DBD,itu tahun 2022,”jawabnya.

Menurut Data Dinas kesehatan Pemkab Asahan, per januari 2023 ini ada 15 kasus DBD dan 50 kasus malaria. Dia juga membantah jika pihaknya tidak melakukan foging ke rumah masyarakat yang terjangkit DBD dan malaria

Selanjutnya Kadis Kesehatan, Nanang berkelit jika foging bukan solusi untuk membasmi DBD dan malaria. “Yang perlu kita gerakkan di masyarakat itu adalah gerakan memutus mata rantai DBD dan malaria,”ujarnya.

Menurutnya yang perlu dilakukan melakukan gerakan 3 M, yakni membuang, menutup dan menimbun. Foging hanya untuk membunuh nyamuk DBD dan malaria dewasa, tapi tidak dengan jentik-jentik yang menjadi mata rantai berkembangbiaknya nyamuk tersebut.

Di akhir penjelasannya, kepada massa yang melakukan aksi protes tersebut, Nanang berjanji akan segera menindaklanjuti aspirasi tersebut. “Saya minta bersabar. Saya akan minta dulu laporan dari staf saya untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya,” pungkas Nanang.

Tak puas dengan jawaban Kepala Dinas Kesehatan, massa GM PPMA dan GARISU akhirnya membubarkan diri dan menyatakan akan turun kembali sampai Bupati Asahan mengevaluasi jabatan dr.Nanang Fitra Aulia.(EGH)

No More Posts Available.

No more pages to load.