ASAHAN || Pasca krisis moneter melanda Indonesia di Tahun 1997, di Medan muncul bisnis yang berbasis Multi Level Marketing (MLM) oleh PT. Banyu Mas Abadi (BMA) dengan izin perdagang sandang namun prakteknya penggandaan uang.
Tidak sedikit masyarakat yang tergiur dengan investasi model itu. Mungkin ada yang berhasil meraup keuntungan dan tidak sedikit masyarakat yang pada akhirnya kecewa serta menelan kerugian yang cukup besar setelah diketahui izinnya bodong.
Setelah kasus BMA menghebohkan masyarakat luas termasuk warga Asahan di penghujung tahun 1999 silam, belakangan banyak bermunculan bisnis – bisnis yang berkedok investasi. Awalnya manis, kemudian akhirnya senyap dan orang – orang yang menjadi korban pun seperti diam seribu bahasa menyesali kebodohannya.
Korban investasi itu umumnya orang – orang yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Mereka berani menggelontorkan uangnya dan berharap mendapatkan keuntungan yang besar “menghalalkan cara untuk mendapatkan hasil besar tanpa keringat, dan agama dikesampingkan.”
“High Risk High Return” semakin tinggi resiko semakin besar peluang keuntungannya.
Di Asahan, baru – baru ini kembali menjadi perbincangan hangat bisnis yang berbasis investasi bernama BMWChas dan mirisnya cerita ini mengalir dari daerah pinggiran kota.
Mereka – mereka yang gelap mata ingin mendapatkan keuntungan besar tanpa menguras tenaga pun lantas berbondong – bondong melakukan investasi. Ada yang berani menjual aset – asetnya dengan harapan mendapatkan keuntungan besar tanpa memikirkan resiko.
BMWChas seperti jadi trending topic di sejumlah perkantoran dan kedai – kedai kopi berkelas. Tidak jarang yang membicarakannya mereka – mereka yang berkantong tebal, sementara untuk para kacung minimal dapat cipratan kopi gratis.
Bisnis investasi yang belum diketahui dengan pasti apakah mengantongi izin resmi dari pemerintah itu pun jadi buah bibir dan belakangan dikait – kaitkan dengan isue Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Seperti akun facebook, Andi Kurnia menampilkan postingan ” Mari selamatkan uang rakyat Rp. 62milyar lebih dg tidak memilih Bacalon yg bakal bermasalah dg hukum karena terlibat BMWChas” tidak diketahui dengan pasti Bakal calon (Bacalon) dari Kabupaten mana yang dimaksud, sebab di Indonesia ada 270 daerah yang bakal melaksanakan Pilkada termasuk Asahan. (red)