Pedagang Keluhkan Lantai II Pasar Inpres Kisaran Kotor dan Bau

oleh -793 views
oleh

Asahansatu.com, Kisaran | Pedagang di pasar Inpres I Kisaran (PIK) keluhkan kenyamanan atas pengelolaan bangunan dengan pasar tiga lantai itu. Pasalnya di beberapa lorong dilantai PIK kerap dijadikan oknum yang tidak bertanggungjawab dengan membuang hajat air kecil dan besar. Akibatnya pedagang yang pengunjung pasar merasa terganggu.

Seperti pantauan Asahansatu.com, pada Rabu (7/11) di lantai dua pasar Inpres Kisaran tepatnya pada nomor kios 437 sampai 469 terdapat kotoran manusia yang dibuang secara sengaja ditempat tersebut. Hal ini membuktikan lemahnya pengawasan dari pengelola gedung yakni Dinas Tata Kota Pemkab Asahan  yang terkesan tidak ambil peduli.

“Kami gak tahu siapa orang yang tidak mempunyai akal buang air besar dan air kecil disitu. Baunya sangat menyengat sampai kesini, karena tak ada orang yang mau membersihkannya sampai kotoran itu kering,” kata Sahrul salah seorang pedagang pasar yang menggelar lapak tidak jauh dari pembuangan kotoran yang dimaksud.

Ironisnya kata dia, walaupun ada petugas kebersihan yang setiap hari menyapu membersihkan seluruh kios, hanya dilokasi tersebut tidak dibersihkan karena deretan kios tersebut kosong dan tidak ada penghuninya.

Menurut Syahrul. tidak terjaganya kebersihan juga berdampak  kepada jumlah calon pembeli . Calon pembeli lebih memilih berbelanja dilantai dasar yang lebih bersih dan ramai dari pada mencari kebutuhannya di lantai I.

“Sudahlah pembeli malas berbelanja naik ke lantai keatas,  ditambah lagi dilantai atas jorok dan bau, apa tak semakin malas orang berbelanja kemari (Lantai atas). Semakin hari, semakin banyak kios yang tutup.  Coba hitung, tinggal berapa kios yang buka. Lebih banyak kios yang tutup daripada ditempati pemiliknya,” katanya.

Salah seorang pedagang lainnya,Nurlela, mengatakan, kondisi itu menyebabkan para pedagang tidak betah. Pedagang lebih sering meninggalkan kios, menunggu calon pembeli  di kios pedagang  lainnya untuk menghindari  lokasi sumber bau.

 

“Kalau masih sepi, kami sering menunggu pembeli di kios tempat kawan. Kalau ada calon pembeli, baru ke kios melayani pembeli,” katanya.

Untuk itu, para pedagang, kata Nurlela meminta kepada pihak Dinas Tata Kota supaya mengelola gedung PIK dengan baik. Jika kondisi itu terus dibiarkan terus berlarut, maka akan mematikan lahan pekerjaan mereka sebagai pedagang.

“Kami harap Dinas Tata Kota bisa lebih serius mengelola gedung PIK.  Jika dikelola dengan baik, maka  akan menjadi peluang bagi pedagang untuk mendapat rezeki,” tandasnya.

Ketidaknyamanan tersebut  tidak hanya dirasakan oleh para pedagang, tetapi  juga dirasakan oleh calon pembeli atau pengunjung.  Nisa, 48 warga mengaku heran dengan kebersihan  lantai I gedung PIK I yang tidak terjaga dengan baik. Kondisi itu membuat dirinya  tidak betah berlama lama untuk memilih barang sesuai dengan keinginannya.

“Kalau kondisinya begini, nggak tahanlah. Lebih bagus memilih berberbelanja dilantai dasar. Sudah bersih, juga tidak bersusah payah harus menaiki tangga,” katanya.

Sementara itu, terkait persoalan tersebut, Sekretaris Dinas Tata Kota Pemkab Asahan Tohap Hutabarat yang ditemui di kantornya enggan berkomentar. Saat dikonfirmasi, Tohap mengaku sedang ada rapat mendadak. “Saya ada rapat, nanti ajalah,” katanya. (Per)


No More Posts Available.

No more pages to load.