Penasaran Dengan Kampung Jepang di Batubara? Begini Pendapat Wisatawan Lokal

oleh

Batu Bara — Terlepas dari pro dan kontra dibarengi dengan berbagai tanggapan masyarakat, namun lahirnya ‘Kampung Jepang’ di Dusun 1 Teluk Piyai, Desa Perupuk, Kec Lima Puluh Pesisir, Kab Batu Bara berhasil menyulut penasaran wisatawan lokal, baik itu warga Kabupaten Batu Bara maupun warga Kabupaten lain yang bertetangga dengan Batu Bara.

Seperti diungkapkan salah seorang pengunjung asal Kec Tanjung Tiram, Kab Batu Bara, Azhari (55).

Saat ditemui wartawan Sabtu petang (14/12), Azhari mengaku penasaran dan ingin tau seperti apa ‘Kampung Jepang” di lokasi pantai sejarah.

Usai melihat kondisi “Kampung Jepang” yang terletak persis disisi kantor BKD Batu Bara, Azhari mengatakan kehadiran “Kampung Jepang” bisa dijadikan objek wisata baru, apalagi kata dia lokasinya dikawasan pantai sejarah.

“Dulunya pantai sejarah merupakan salah satu objek wisata terkenal di Sumut, karena pantai ini memiliki panorama yang asri.

Namun akibat perubahan yang sangat signifikan maka secara perlahan pantai sejarah menjadi kurang diminati bahkan nyaris terabaikan”, katanya.

Azhari menilai keberadaan “Kampung Jepang” dapat ‘mengembalikan’ pantai sejarah menjadi salah satu objek wisata terkenal di Batu Bara, hanya saja kata dia perlu dilakukan penataan.

Saat ini, kelengkapan sarana dan karya menarik di “Kampung Jepang” masih belum memadai. Karenanya, agar lebih menarik minat pengunjung maka perlu dilakukan penataan.

Azhari mencontohkan, penataan itu semisal memperluas lokasi, menanam pohon-pohon pelindung serta membangun fasilitas permainan anak-anak.

Sehingga dengan lokasi yang luas dan sejuk ditambah adanya sarana permainan anak-anak maka pengunjung akan menjadi lebih betah.

Begitu pula dengan pantai sejarah. Dilokasi itu menurut Azhari juga perlu dilakukan penataan serius.

“Perlu pemasangan batu pemecah ombak agar bibir pantai tidak terkikis abrasi. Perbanyak tanaman pelindung serta warung-warung dilokasi pantai ditata dengan apik sehingga tidak terkesan kumuh”, pungkasnya.

Menjawab wartawan soal nama “Kampung Jepang” Azhari berujar boleh-boleh saja kerena menurut sejarah bahwa pantai itu merupakan tempat pertama kali masuknya tentara Jepang.

“Ya boleh-boleh saja, atau mungkin lebih tepat namanya Kampung Sejarah Jepang”, kelakar Azhari.

Sementara itu, Ainun (36) salah seorang pengusaha warung di pantai sejarah mengatakan, dengan lahirnya “Kampung Jepang”, beberapa hari belakangan ini jumlah pengunjung di pantai sejarah semakin bertambah.

Warga Dusun 1 Teluk Piyai ini menilai pertambahan pengunjung tersebut berkaitan dengan penasaran masyarakat tentang “Kampung Jepang”.

“Semakin bertambah, habis dari “Kampung Jepang” para pengunjung lanjut ke pantai ini”, kata Ainun.

Disinggung tentang pro kontra tanggapan masyarakat di media sosial, Ainun mengaku tidak begitu mempersoalkan.

“Awak kan orang dagang, mudah-mudahan dengan adonyo Kampung Jopang jumlah pengunjung semakin banyak sehinggo dagangan awak jugo semakin banyak laku tejual”, celetuk Ainun dengan logat khas Melayu Batu Bara.

Pantauan wartawan, meski baru beberapa hari diresmikan, “Kampung Jepang” mulai diincar wisatawan lokal.

Tampak puluhan pengunjung menikmati pemandangan dan keindahan “Kampung Jepang”. Sebagiannya terlihat memilih duduk santai dibawah pepohonan bersama keluarga sedangkan sebagian lainnya tampak asyik berselfi ria.

Warga Batu Bara yang penasaran mendengar nama Jepang, sehingga mereka meluangkan waktu membawa keluarga untuk melihat seperti apa “Kampung Jepang” Pantai Sejarah yang terletak di Desa Perupuk Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Batu Bara. (AS2/Plk)

No More Posts Available.

No more pages to load.