Asahan — Terindikasi ingin meraup keuntungan dalam jumlah besar, proyek hotmix di Desa Pondok Bungur Kecamatan Rawang Panca Arga terkesan dikerjakan asal jadi atau tidak sesuai Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
Hal ini terlihat saat wartawan mendatangi dan melakukan pengamatan langsung pengerjaan proyek yang menelan anggaran senilai Rp 877.500.000,- itu, Selasa (24/9) siang.
Amatan wartawan, penghamparan bescous yang dilakukan pekerja dari CV Setia Budi Perkasa, tak lain kontraktor proyek tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan proyek hotmix semestinya.
Dimana, bescous yang digunakan kebanyakan menggunakan material campuran pasir dan batu (Sirtu), bukan material bascaus B yang ditentukan.
Selain itu, usai penghamparan bescaus yang diduga kuat hanya campuran sirtu itu tidak langsung disiram dengan air pada atas permukaannya serta tidak kembali digiling menggunakan bomax.
“Waduh..saya tau itu proyek siapa. Tapi tolong jangan sebut nama saya, gak enak nanti. Ambil aja sample (contoh,red), tapi jangan dirusak yang sudah dikerjakan. Kalau memang kebanyakan sirtu, ya pasti menyalahi. Memang setelah dihampar harus disiram air trus digiling lagi, biar padat. Ya kalau bescaus dasarnya asal jadi, dipastikan mau seperti apapun kekuatan hotmixnya pasti rusak. Karena dasarnya ya harus bescaus awal itu,” ungkap seorang sumber seraya minta identitasnya tidak dipublikasikan.
“Pasti disiram (air),” aku seorang pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ) Asahan, bermarga Panjaitan pada wartawan, di lokasi. (TTv)