Refleksi Hari Pendidikan Nasional, Merdeka Belajar Solusi Tidak?

oleh

Oleh: Faisal Farid Kaddafi

 

Berbicara tentang pendidikan di Indonesia, di tengah optimisme menjadikan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional, bukankah perlu merefleksikan kembali seberapa hebat kurikulum ini membentuk generasi berkualitas, bertakwa, dan berkarakter mulia?

Bukankah pendidikan yang baik bukan hanya bicara capaian-capaian dalam angka dan materi, melainkan yang lebih utama ialah bagaimana generasi ini terdidik dengan benar dan tepat?

Pendidikan yang pada dasarnya memiliki prinsip orientasi mencerdaskan manusia, membangun relasi, membina dan mengembangkan kualitas manusia secara bertahap dan berkelanjutan. Dalamnya terjadi proses transformasi nilai-nilai dan pengetahuan universal, baik dalam tataran formal maupun non formal.

Terbentuk konsep pendidikan yang mengutamakan pada perkembangan peserta didik yang lebih terfokus pada pengelolaan masing-masing daerah.
Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak melakukan pergantian kurikulum, perubahan kurikulum dilakukan tidaklah memilikki landasar yang jelas dan terencana dengan baik.

Apakah Kurikulum Merdeka mampu menjawab persoalan krusial sesungguhnya yang tengah dihadapi pendidikan? Misalnya, perundungan, kekerasan seksual, pergaulan bebas, hingga kehamilan di luar nikah. Makin ke sini, generasi kita makin jauh dari karakter dan akhlak mulia.

Kurikulum ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

Apakah Kurikulum Merdeka juga mampu membentuk karakter mulia yang sangat diharapkan ada pada diri generasi hari ini?

Boleh saja di atas kertas terjadi peningkatan capaian belajar atau penilaian yang bersifat materi. Akan tetapi, capaian karakter dan kepribadian mulia masih sangat jauh dari harapan kita.

No More Posts Available.

No more pages to load.