RSU Tengku Mansyur Kota Tanjung Balai Bantah Lalaikan Pasien Korban Pembacokan

oleh

Asahansatu || Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Tengku Mansyur Kota Tanjung Balai bantah pembiaran atas M. Andi Korban Pembacokan selama 2 jam, yang baru-baru ini viral di media sosial (Medsos), karena petugas medis jaga bermain kartu di lingkungan RSUD, di jalan Mayjen.Sutoyo, Kel. Perwira, Kec. Tanjung Balai Selatan, Kota Tanjung Balai, Senin (21/11/2022).

Ketika dikonfirmasi wartawan Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai dr. Tengku Mestika Mayang melalui KTU dr. Andrew G. Sitorus, M.K.M. dan di dampingi Ikhsan Humas (RSUD) mengatakan, tim medis yang saat itu piket sudah melaksanakan dengan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), namun hasil pemeriksaan dokter yang saat sedang piket mengatakan korban harus dilarikan ke rumah sakit medan yang fasilitas dan dokter nya lebih lengkap melihat kondisi pasien mengalami luka bacok yang serius di tubuh nya.

“Pihak medis kami meminta kepada keluarga agar si korban untuk di rujuk ke rumah sakit bina kasih yang berada di medan dan menyiapkan biaya sebesar 15.000.000, untuk biaya tonggok atau uang deposit, pihak keluarga bermupakat, jadi karena proses menunggunya kemufakatan mereka yang tidak mempunyai biaya apa apa, di anggaplah ada pembiaran/telantarkan oleh pihak kami”, jelasnya dr. Andrew

Ditempat yang sama, Ikhsan lebih menjelaskan pada malam kejadian ia berada di lokasi, bahwa pihaknya sudah memberi penjelasan terhadap keluarga korban dan polisi yang mengantar tentang biaya yang diminta tersebut. Disinggung terkait mengharuskan korban dibawa ke rumah sakit swasta bina kasih di medan, ia juga mengatakan tidak ada bahasa mengharuskan tetapi kita sudah menghubungi dan berkoordinasi dengan empat rumah sakit yang ada di medan dan kebetulan yang menangani masalah ini pihak RS bina kasih karena kita mendesak harus segera ditindak lanjuti dengan cepat.

“Uang yang kita minta Rp. 15 juta itu bukan untuk rumah sakit kita, tapi di medan yang minta, dan kita sudah telpon malam itu juga 4 rumah sakit yang berada di Kota Medan, namun hanya Bina Kasih yang menerima”, ucap ihsan.

Ihsan juga mengatakan bahwa pasien memang memiliki kartu BPJS, namun karena luka yang dialami tidak ditanggung pihak BPJS, oleh sebab itu rumah sakit Bina Kasih meminta uang deposit untuk jaminan.

“Karena kan ada kriteria yang ditanggung BPJS bang, misal nya kecelakaan dalam keadaan mabuk, itu tidak ditanggung oleh BPJS, maka nya setelah kita kirim data beserta foto, pihak di medan minta deposit khawatir apa yang dialami pak Andi tidak ditanggung oleh BPJS”, tuturnya.

“Soal tidak dilayani dan tidak terpuaskan atas pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Tengku mansyur Kota Tanjungbalai, bukan tidak dilayani luka bacokan tersebut kalau lah tidak dilayani pasti sudah menguras habis darah dengan waktu dua (2) jam kalau memang tidak melayani pastilah si korban tidak terselamatkan dengan kondisi darah yang terus berkeluaran. Kenapa dalam waktu 2 jam terkesan tidak kami layani, karena kami masih menunggu kesiapan pihak keluarga korban untuk mencari biaya”. Tegas Ihsan.

“Saya hubungi pakai telpon dan langsung saya speaker kan di depan bapak polisi yang mengantar korban dan keluarga, artinya kami tidak mau nanti ada dugaan lain terhadap rumah Sakit umum dr. Tengku Mansyur dan saya memohonkan agar terfasilitasi kami merujuk ke medan biaya korban tidak ada, kita negosiasikan dan kita bantu dari pihak rumah sakit umum selaku humas, kami minta kurangi angka depositnya jangan lagi 15.000.000 atau 10.000.000, “5 juta lah dulu bawa” (Ucap pihak rumah sakit bina kasih dalam telepon).
Dari pihak kapolsek memberi bantuan sebesar 7.500.000 untuk dibawa istri korban ke medan setelah biaya di berikan kepada istri korban, lalu memberangkatkan memakai ambulance rumah sakit umum dr. Mansyur kota tanjungbalai “, lanjut ikhsan

Sesampainya di Medan, pada sekira pukul 11:00 wib keluarga korban menelpon mengatakan bahwa pihak rumah sakit bina kasih mengatakan harus ada biaya 15.000.000, untuk biaya penanganan operasi korban”, lanjut ikhsan lagi.

Iksan menambahkan Dirut RSUD Tengku Mansyur sudah memberi sanksi tegas dengan langsung menonaktifkan untuk beberapa bulan kedepan ke semua yang terlibat dalam kejadian malam tersebut. Termasuk salah satu dokter yang sedang tidak piket namun sedang duduk bersama security yang dikatakan diduga sedang bermain judi.

Terkait dugaan pihak medis bermain judi di area rumah sakit Tengku Mansyur menggunakan kartu di diberitakan salah satu media online, ikhsan membantah bahwa tidak ada perjudian dengan menggunakan kartu di lingkungan rumah sakit umum.

“Pada saat malam kejadian, saya juga berada dilokasi bang, mereka yang ada dalam video bukan bermain judi, tapi sedang mengisi waktu luang untuk menghilangkan ngantuk dan salah satu yang ada dalam video adalah dokter yang sedang tidak bertugas, dan saya selaku humas memastikan hal tersebut untuk malam kejadian dinyatakan nya tidak ada perjudian”, tegasnya ikhsan mengakhiri.(HNS)

No More Posts Available.

No more pages to load.