SIMALUNGUN – Indonesia ibarat saudara kandung bagi Maroko. Hubungan baik antara Presiden Soekarno dengan Raja Maroko di masa lalu berdampak hingga saat ini, salah satunya kemudahan berkunjung ke Maroko tanpa visa bagi WNI selama 90 hari kunjungan.
Selain itu, beberapa nama jalan di Maroko ditabalkan Raja Maroko masa lalu sebagai tanda hubungan baik ini, yakni Jalan Soekarno, Jalan Jakarta, Jalan Bandung, dan Jalan Indonesia. Di Indonesia sendiri, nama sebuah kota di Maroko juga ditabalkan menjadi nama jalan, yaitu Jalan Kasablanka.
Penasaran dengan sosok Soekarno yang selama ini sering didengar di Maroko, rombongan Familiarization (Fam) Trip asal Maroko yang terdiri dari tour operator dan media menyambangi pesanggrahan Soekarno di Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Minggu (3/11).
Disambut oleh Zamzami, petugas penjaga pesanggrahan Soekarno, rombongan dipandu untuk berkeliling pesanggrahan. Sembari mengamati foto-foto Soekarno yang tergantung di dinding, Zamzami menceritakan sejarah dan kisah pengasingan Soekarno di pesanggrahan. Dikisahkan, meski diasingkan, Soekarno tetap mampu menjalin komunikasi ke luar dengan menyelipkan surat di tulang, makanan, sayuran, dan lainnya.
Tariq Benhadda, seorang jurnalis media daring di Maroko merasa bangga bisa mengunjungi pesanggarahan Soekarno. “Tak banyak yang kita tahu perihal Soekarno, selain memiliki hubungan baik dengan raja di masa lalu, hadir di sini dan mendengar kisah perjuangannya dalam mempertahankan negaranya sungguh menggugah. Setelah pulang ke Maroko dan melewati jalan Soekarno, kenangan tentang dirinya akan melintas dalam benakku,” katanya.
Adil Ghazzal, pemilik agensi perjalanan di Maroko juga memberi komentar. Dirinya merasa hubungan baik antara Maroko dan Indonesia ini bisa menjadi modal untuk menarik wisatawan Maroko ke Sumut.
“Bisa di bilang kebanyakan orang Maroko tahu sekilas tentang Soekarno dan hubungan baiknya dengan raja di masa lalu, pasti banyak yang tertarik untuk menelusuri lebih jauh sosoknya. Hari ini saya beruntung dan bangga bisa mengenal lebih jauh sosok dan perjuangan Soekarno,” jelas Adil.
Kemudian, Adil tidak bisa membayangkan bagaimana panjangnya perjalanan Soekarno di masa lalu menuju Maroko. Hal ini mengingat bahkan di masa sekarang juga membutuhkan perjalanan panjang Maroko-Indonesia. “Ini menandakan niat yang kuat untuk menjalin hubungan baik. Artinya, kita sebagai generasi saat ini harus merawat hubungan baik ini,” pesan Adil.
Usai mendengar penjelasan, rombongan berkeliling dan memasuki ruang kamar Soekarno. Kemudian, mengabadikan foto di teras gedung persanggahan yang menghadap langsung ke Danau Toba.
Turut mendampingi rombongan Fam Trip Maroko yakni Sekretaris Pertama KBRI di Rabat Hanung Nugraha, Sekretaris Ketiga KBRI di Rabat Erna Sugih Priatin, dan Staf KBRI di Rabat Nisrine Znaidi. Kemudian, mewakili Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut, Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu, dan Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu.