Asahansatu || Beberap bulan yang lalu tepatnya pada Sabtu (03/08/2022) sekitar pukul 23:00 WIB seluruh kepala desa sekabupaten Batubara melakukan Studi tiru ke Bali melalui Bandara Kualanamu, hal ini pun menjadi perbincangan hangat ditengah-tengah kondisi masyarakat yang sedang mengalami situasi sulit.
Seperti yang kita ketahui bahwa hari ini masyarakat se Indonesia sedang mengalami kesulitan akibat dari kebutuhan mereka naik harga yaitu Covid19 dan Bahan Bakar Minyak (BBM), tetapi hal itu tidak berpengaruh terhadap kebijakan pejabat pemerintah kabupaten Batubara dengan memberangkatkan seluruh kepala desa se-kabupaten Batubara untuk melakukan Studi tiru ke Bali.
Ironisnya berdasarkan beberapa informasi yang berhasil dihimpun, keberangkatan seluruh kepala se-kabupaten Batubara ke Bali menggunakan DD (Dana Desa) Sebesar Rp.15.000.000 hal tersebut diperuntukkan pengadaan APD, Suplemen, Transportasi, Hotel tipe Twin Share, Coffee Break, Kit, Tas, Kaos disertai sertifikat bagi peserta Studi tiru yaitu Kepala Desa se-kabupaten Batubara.
Adapun hal yang mengagetkan masyarakat khususnya pihak wartawan saat mengkonfirmasi DPRD Komisi 1 Ruslan, SH selaku Wakil Rakyat yang membidangi perihal tersebut ternyata kebijakan pemerintah kali ini mengenai Studi tiru tidak diketahui olehnya.
Berbeda halnya saat wartawan mengkonfirmasi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Batubara, Radyansyah Fitrianda Lubis, S. Sos, Beliau seperti menghindar atau terkesan mengelak sambil mengatakan,”Nanti ya adinda, Kita koordinasi,abang masih ada kegiatan” Ujarnya singkat.
Hal ini membuat pemuda Kabupaten Batubara yaitu Ketua Umum Aspirasi Pemuda Mahasiswa Batubara (ASPARA), Doni Saputra sontak kaget mendengar jawaban singkat yang dilontarkan oleh kadis PMD kabupaten Batubara, dan beliau pun memberi tanggapan terkait hal ini.
“Kebijakan pemerintah Kabupaten Batubara bukan cuma sekali ini kita dengar seperti tak tepat sasaran atau dinilai menghambur-hamburkan uang negara, ini sudah menjadi kebiasaan pejabat kabupaten Batubara khususnya kadis PMD, kebijakannya seperti asal-asalan, apa Kadis PMD itu gak mengerti bahwa desa yang maju di kabupaten Batubara ini masih bisa dihitung atau terbilang masih sedikit, kenapa malah menghambur-hamburkan dana desa, berfikirlah untuk meminimalisir pengeluaran yang terbilang tidak terlalu penting jangan mubajir. Bisa saja kita buat kegiatan Studi tiru tersebut di Kabupaten Batubara, banyak tempat wisata yang bisa kita manfaatkan untuk kegiatan seperti itu”, Ujar Doni Saputra yang juga menyandang status Mahasiswa Universitas Asahan itu.
Dikatakannya lagi, bahwa ucapan dia tersebut bersifat Somasi untuk Kadis PMD Batubara, apabila terjadi lagi kebijakan yang asal-asalan seperti itu, ASPARA mendesak untuk mundur dari jabatan Kadis PMD, karena saya nilai tak sanggup menganalisa selaku pimpinan tertinggi pihak-pihak pemerintahan desa, bila perlu copot beliau kalau sulit ditanya lagi oleh wartawan terkait kebijakannya”,tegas Doni.(MSI)