KISARAN – Tindakan seorang perawat, disebut-sebut bertugas di ruang bayi Rumah Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang ( RSU HAMS ) Kisaran, yang direkam secara tersembunyi oleh salah seorang warga, saat merawat seorang bayi mendapat kecaman keras dari netizen dan GM PEKAT-IB.
Perbuatan perawat wanita dalam video berdurasi 30 menit itu dianggap Mandataris GM PEKAT-IB Sumut, Khairul Anhar Harahap sebagai tindakan “sadis dan tidak etis”, yang tidak pantas dilakukan oleh seorang perawat.
“Saya tahu bagaimana perasaan orangtua sang bayi bila melihat video itu, pasti sedih, diletak disembarang tempat, tanpa lapis kain, bantal dan main tarik aja. Seorang perawat seharusnya lebih paham, hati-hati dan lembut dalam menangani pasien terlebih terhadap anak bayi,” Standart Operating Procedure (SOP) nya kan ada, kalaupun capek kan masih bisa minta rekannya bergantian ujar Khairul menanggapi, melalui pesan whatsapp diterima Asahan Satu.com.
Untuk itu, Aktivis Sosial Sumut ini meminta kepada pihak terkait khususnya Direktur RSU HAMS untuk segera memproses peristiwa memalukan itu dan juga memberikan sanksi tindakan tegas, seperti teguran bahkan pemindahan lokasi kerjanya.
“Infonya itu perawat di rumah sakit umum kisaran. Jadi saya minta Dirut rumah sakit harus memanggil perawat itu dan memprosesnya. Jangan sampai perbuatan itu bisa berakibat fatal kepada sang bayi tersebut atau terulang pada bayi lainnya. Gak cocok jadi perawat bayi itu, tidak punya perasaan, pantasnya tugas dibagian gudang rumah sakit dia,” lanjut Khairul.
Khairul beralasan, perbuatan sang perawat itu bisa memunculkan opini negatif masyarakat terhadap kinerja perawat dan kredibilitas Direktur RSU HAMS yang baru beberapa waktu lalu dilantik Bupati Asahan.
“Apa karena seorang bayi jadi bisa semena-mena diberlakukan. Jadi ada benarnya juga bila selama ini kita dengar ada keluarga pasien yang komplain karna anaknya jadi sakit-sakitan sekeluarnya dari ruang bayi. Kasihan perawat lain yang punya sisi kemanusiaan. Karna satu orang oknum perawat, jadi semua perawat dinilai bertindak kasar kepada bayi,” citra RSU HAMS juga diklaim masyarakat bobrok ungkap Khairul mengakhiri.
Senada dengan Khairul, Ibu Mimi, salah seorang pedagang lontong malam kota kisaran juga turut miris dan mengecam tindakan tidak manusiawi perawat bayi itu.
“Ngeri saya melihat video itu, bisa sakit badan anak itu, bukannya digendong, ditenangkan main tarik aja dia. Saya yakin bila orangtua sang bayi melihat, bisa rame.
Atau cara kasarnya itu dilakukannya dulu terhadap anaknya sendiri. Gimana rasanya, ujar mimi. Pimpinan perawat tersebut harus memanggil dan memproses kejadian itu. Kalau perlu, jangan lagi di ruang bayi lah dinasnya, gak cocok jadi perawat bayi,” ujar ibu yang juga memiliki anak belia ini, Saya harap Dirut untuk segera melakukan tindakan tegas dan klarifikasi sehingga masyarakat yang melihat video tersebut tidak berbondong bondong (demo) ke RSU HAMS atas peristiwa tersebut, ungkapnya. (Red)