Asahansatu || Massa dari mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Reformasi (GRIMA) dan Lingkar Studi Mahasiswa Marhaenis ( LSMM) kembali menggelar aksi unjuk rasa penolakan pembangunan menara pandang di Masjid H.Achmad Bakrie Kisaran 20 Milyar APBD TA.2023.
Aksi unjuk rasa berlangsung di depan kantor bupati Asahan dan kantor PUPR jalan Mahoni Kelurahan Mekar Baru, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Jumat (19/05/2023).
Dalam aksinya tersebut Aldi selaku koordinator lapangan mengatakan Gerakan Reformasi Mahasiswa Asahan (GRIMA) dan Lingkar Studi Mahasiswa Marhaenis Asahan ( LSMM ) telah melakukan CroshChek ke 177 desa diasahan ternyata terlalu banyak jalan yang rusak, bahkan bagaikan kubangan kerbau namun apa yang terjadi saat ini pemerintah tidak peka dengan situasi yang ada, malah pemerintah kabupaten Asahan terkesan menghambur APBD ditengah masyarakat menjerit membutuhkan pambangunan jalan.
“Rp.20 Milyar APBD TA.2023 akan digunakan untuk pembangun Menara Masjid Agung H. Achmad Bakrie Kisaran sumpah demi tuhan menurut kami itu sungguh tidak adil dimana letak hati nurani kalian para pemangku jabatan, apa urgensinya pembangunan menara tersebut jika dilihat dari sudut pandang ekonomi social dan kemasyarakatan bukankah Rp.20 Milyar itu lebih baik digunakan untuk pembangunan jalan, terbuat dari apa hati kalian wahai Penguasa”,teriaknya.
Lanjut koordinator aksi terkhusus untuk Bapeda, Kadis PUTR, dan Bupati Asahan harusnya lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat dalam rangka menentukan pembangunan, GRIMA dan LSMM menduga APBD di Asahan hanya digunakan untuk kepentingan kelompok ataupun golongan semata.
Sementara itu Johan selaku ketua cabang LSMM mengatakan urgensi menara Rp.20 Milyar di Masjid untuk wisata tidak lebih penting dari akses jalan yang dibutuhkan masyarakat.
“Infrastruktur jalan dahulukan, karena itu menyangkut hajad hidup orang banyak. Kami mendesak Kepala Bappeda dan Kadis PUTR untuk segera di copot dari jabatannya dan meminta KPK memeriksa Bupati Asahan,”ungkap Johan.
Usai melakukan orasi, para pengunjuk rasa selanjutnya membubarkan diri dengan tertib, dan menyatakan akan terus menyuarakan penolakan pembangunan menara.(JHN)